Disil's stuff

Review Film Clouds

Waktunya memulai minggu ini dengan sesuatu yang fresh. Selama ini, di blog ini gw jarang memposting quality content. Semuanya tentang keluh kesah diri gw yang tidak berguna untuk kalian yang ngebaca. Bahkan jadi boring. Maybe that's why my blog hasn't get much attention lately. Jadi, di hari senin yang cerah ini, gw mau mereview sebuah film. Without further ado, let's start!

Spoiler alert: di review ini aku menjelaskan alur film, jadi ya mohon maaf kalau kamu ga pengen spoiler, cari review di tempat lain 🙏

Introduction

Hari minggu kemarin, setelah main CK2 sampe berjam-jam, gw merasa bosan. Seperti biasa, gw buka YouTube, dan ngescroll feed rekomendasi. Terus gw nemu video berikut ini.

Dari judul terlihat sangat alai ya, apalagi dengan emote love2 yang segede gaban. Tapi karena gw penasaran dengan "how he died on stage", akhirnya gw tonton.

Anyway, reaksi untuk scene ini akan gw berikan di terakhir, karena faktanya itu adalah akhir dari cerita (lol spoiler). Gw ngegali kolom komentar, dan ada tuh yang nanya apa nama film ini. Namanya adalah Clouds.

Long story short, gw berhasil download film ini bajakan dan pasang subtitlenya. It didn't work, so I use live captions feature by Android. It works only 39% of the time lol.

Plot singkat

Jadi, film ini menceritakan kondisi Zach Sobiech, seorang remaja berusia 18 tahun yang mengidap osteosarcoma (kanker tulang). Seiring berjalannya film, kondisi Zach terus menurun. Kanker yang dideritanya sudah menyebar sampai ke paru-paru, dan kemoterapi sudah tidak efektif lagi.

He's dying for sure. Tapi tekatnya untuk bertahan hidup itu tinggi. Sebagai remaja yang tidak terlalu populer, banyak skill yang ia punya. Main gitar, bikin lagu, naik mobil, dan sebagainya. Untuk seseorang dengan penyakit, itu sudah luar biasa.

Zach fall in love dengan seorang teman kelasnya yang bernama Amy. Tapi dia nervous

Di akhir hayatnya, ia membuat sebuah lagu berjudul Clouds bersama teman karibnya, Sammy. Sebetulnya, dari dulu, mereka bermimpi untuk membuat sebuah album bersama best friendnya itu, namun hal itu tidak bisa terjadi lantaran Zach yang terus menerus bolak-balik rumah sakit.

Mereka daydreaming tentang itu. Tiba-tiba Zach bersemangat, dan merecord sebuah lagu di kamar Zach. Pas diupload di YouTube, eh, jadi viral! Hal ini mengubah takdir hidup Zach.

Anyway I'm not good at retelling plot of a film, so you should read Wikipedia post on Clouds if you want.

Pros and cons

Why you should watch this film

Menurut gw, film ini wajib ditonton jika kalian memang lagi pengen mellow. Pasti nangis. Apalagi di final scene, 100% pasti nangis.

Di sini digambarkan bahwa keluarga Zach itu sangat suportif. Sampai-sampai ibu Laura membawa Zach jauh-jauh ke Prancis, demi mendapatkan so-called air ajaib yang bisa menyembuhkan penyakit. Well, it didn't work lol

Teman Zach juga tidak kalah suportif. Walau Sammy bukan pacarnya, ia tetap mendukung Zach secara penuh. Di akhir cerita, ada sedikit plot twist yang udah bisa ketebak.

Imagine if I had that kind of environment (tapi ya bukan penyakitnya ya).

Zach on his way to hospital

Why this film looks plain

Di tengah film, banyak adegan ciuman yang terkesan sangat lama. Selain itu, dialogue nya juga terasa aneh, seperti dialog di buku paket. Ndak begitu cara teenager berkomunikasi.

Kekompakan teman kelasnya juga tidak digambarkan di sini. Malahan, gurunya yang sangat suportif. I wonder where I can find that teacher.

Kesimpulan

Most teenagers feel invisible, not the superman kind of invisible but the kind of invisibility that tricks you into believing tomorrow might be a better day to start chasing your dreams.

Itu adalah quotes yang diucapkan di end-screen film ini. Bagus banget. Kita semua selalu berpikir bahwa "tomorrow I'll start this and that" padahal pas besok harinya, kita ga jadi ngelakuin apa-apa. Well, imagine you had the same condition as Zach dan bersikap sama. Hidup jadi tidak memorable, dan plain.

Film ini mengajarkan kepada kita bahwa kita itu harus "starts now". Mulai semuanya sekarang. Karena, who knows, maybe ajal sudah sangat dekat dengan kita.

#review