Disil's stuff

OSN Journey #3 - limbo

Saat ini, gw sedang dalam tahapan mental yang bisa dikatakan "limbo" alias linglung. Ketika siang hari, gw disuruh untuk belajar modul ekonomi yang gw dapat dari serkel anak OSN se-Indonesia. Bagus sih, materi olimpiade bisa digabungkan menjadi 12 pdf.

Tapi gw enek. Enek belajar ekonomi. Semakin belajar, semakin mengetahui kalo ilmu yang gw miliki itu gada apa-apanya. Apalagi, pressure dari parent (obviously my mom) grew even bigger, karena sekarang sedang ada libur dua minggu.

My mom thought bahwa gw bisa menghabiskan waktu gw untuk belajar. Beberapa hari yang lalu, di grup serkel anak OSN gw dapat materi ekonomi dari sebuah event. Gobloknya gw adalah dengan memberitahu hal tersebut kepada emak.

Efeknya balik ke gw. Disuruh mempelajari modul itu ampe khatam. Bruh. Belum lagi, tugas sekolah banyak. Guru di sekolah, mentang2 merasa anak murid mereka libur dua minggu, mereka menyuruh kami melakukan berbagai projek (termasuk projek nyari tanah wakaf).

Ya kalau memang alasannya untuk menghindari kegabutan siswa, apakah tidak memikirkan soal segelintir siswa yang persiapan OSN??

Grup serkel OSN ini ternyata seperti pisau bermata dua. Di satu sisi, kita jadi masuk ke geng anak nerd OSN dan jadi tau "kamus anak OSN", tapi disisi yang lain kita jadi insecure terhadap pencapaian belajar orang lain.

At this point, I have to reconsider my choice to learn about economics. Memang, kalau gw ngga menang OSN tingkat nasional, bye-bye BIM luar negeri. Tapi, kalau begini terus, adanya mental gw yang breakdown.

#osn