As the title said, gw udah burnout maksimal sama yang namanya latihan soal OSN. In fact, if I'm not controlled by my parents, I would like to made this event (OSN 2023) as my final project on being "science nerdy" guy.

I want to live. Pasti tau kan lagu Oasis - Live Forever? Kalau diperhatiin, dari suara Liam Gallagher si lead vocal ini sangat terlihat ambisinya untuk We're gonna live foreverrr

Apa hubungannya? Well, buat apa live forever kalo gada artinya? Gw kutip kalimat ini dari artikel kemaren yaitu review film Clouds. Walau plottingnya "sweetheart uwu", tapi pesannya ngena.

Seperti yg kemaren gw bilang, dreams yg gw miliki ndak begitu jelas. Gw pengen suatu saat jadi kaya rock guitarist gitu, kyk George Harrison atau Noel Gallagher. Tapi gimana, gitar aja baru bisa akor C lol

Gw juga sebetulnya dulu pengen jadi penulis. Awalnya pengen jadi penulis fiksi, apalagi setelah berhasil bikin novel Detektif Aji. Tapi terus stuck. Ternyata gw lebih suka dunia tutorial di komputeran.

Gw juga pernah pengen jadi programmer. Lebih tepatnya web designer. Seru, ngutak-ngatik kode CSS supaya animasi webnya itu perfecto. Tapi, setelah siliat-liat, kok jadi pekerjaan satu juta umat yak? Sekarang di LinkedIn or whatever platform for showing off skills you'll see these standard description of "WebOps Developer, Azure Developer, Python 3 specialist, blabla" dan mayoritas yang mengisi serkel ini adalah orang India yang terlihat sudah sangat ahli. Sulit dah mau kompetisi kalau gitu caranya.

Back to OSN. Di OSN sendiri pun juga sudah berserkel-serkel. Alumninya banyak yang terkoneksi karena kemampuan otak mereka yang diatas rata-rata. Pada gaul lagi. Apalah daya gw, anak yg introvert, ndak bisa basa-basi, coding kaya anak TK, pelajaran sekolah ga nguasai, OSN waduh.

I don't want to give up before I start competing, but, I'm gonna be honest; mungkin di tingkat OSN Kabupaten/Kota masih bisa ada peluang dapat juara, tapi kalau sudah masuk tingkat Provinsi, sepertinya akan gepeng ;(