Disil's stuff

Pengalaman naik MRT

I forgot to post this in last week xD

So I'm pretty late to the party, I mean probably anyone in Jakarta has tried MRT at some point. Well, here I am, after a few "wacana doang" to go to MRT, akhirnya bisa kesampaian juga sekarang

This morning I went to Museum Gajah, or as the official name said, its Museum Nasional. Terletak di samping Monas & sangat dekat dengan busway, tentu saja ini kendaraan umum friendly. To be honest, the Museum offered less-than-expected experience, karena alurnya nggak diatur. So you'll gonna see items from Indonesian independence war baru habis itu melihat jaman neolitik. Not recommended IMO.

Alur jalan di Museum tidak diatur, dan barangΒ² terkesan berantakan. Still, I managed to got some interesting photos on this.

patung loro blonyo
javanese lore

Back to topic. Jadi, habis dari situ, gw naik TJ sampe Bundaran HI. Chaotic mess, but fortunately the sign is helping. Ternyata tangga turun masuk MRT jauh juga ya, kalau membawa orang tua mesti pake lift disabilitas. Not gonna lie, capek juga naik turunnya.

Because stasiun MRT Bundaran HI adalah yang terujung (untuk saat ini), maka rute yang tersedia hanyalah yang menuju ke Lebak Bulus Grab. Agak aneh sebetulnya, melihat nama stasiun yang diikuti dengan nama2 sponsor.

Tentu saja, untuk masuk ke peron, kita memakai kartu e-money, or you can buy a multi-trip ticket di loket yang tersedia.

Naik MRT seru. The first moment I step into the train was like "kok kayak krl?". I mean, seriously, the design is fairly the same. Bedanya ya, lokasinya dibawah tanah

inside mrt
interior kereta mrt

Jadi, setelah menaiki MRT dari Bundaran HI sampai stasiun Blok M, I got a few different impressions.

Pertama, berisik. Yap, ketika kereta mulai akselerasi, memang terlihat & terasa mulus, namun ketika mau ngerem, berisik betul. Lebih hening kalo memakai KRL.

Kedua, desain stasiun seperti Stasiun Manggarai. Yap, untuk pindah peron, mesti turun-naik tangga dan arah juga agak membingungkan mengingat hanya ada satu rute.

Ketiga, keluar dari stasiun juga susah. Banyak sih pintu keluar, namun arahnya agak membingungkan. Except the Blok M one, dimana kamu bisa keluar langsung masuk Plaza Blok M. Menarik juga konsepnya, I reckon it'll be crowded once all of the MRT infrastructure is done.

The last impression is, fast. Cepet, ngga sampe 5 menit dah tiba di stasiun selanjutnya. Kalau dari Bund. HI ke dukuh atas jika memakai busway bisa sampe 10 menit, maka di MRT cuma paling 3 menitan. Tapi ya sama aja sih kalau naik turun tangganya lama.

Anyway, that's it for today's post. Awalnya mau nulis banyak tapi inget judul pos kan cuma membahas tentang pengalaman naik MRT. See ya mate!

#review