Disil's stuff

Review The Visit (2015)

Setelah menonton banyak film yang mayoritas bergenre "teen romance", gw mau beralih bidang. Akhirnya, setelah research dalam waktu singkat, gw memutuskan untuk nonton film thriller berjudul The Visit yang dirilis tahun 2015.

To be honest, I don't even know what thriller genre means. Gw selalu meng-asosiasikannya dengan genre horror.

What is it?

The Visit adalah film dengan genre found footage, basically salah satu cabang dari horor. Film ini mengisahkan dua orang anak bernama Rebecca dan Tyler yang diminta oleh emaknya untuk mengunjungi kakek neneknya yang berada di desa.

Namun, setelah mereka sampai di rumah grandparentsnya, mereka menemukan banyak kejanggalan terhadap sikap nenek dan kakeknya yang mereka panggil Nana dan Pop Pop ini.

Rebecca mendokumentasikan perjalanan ini dengan kamera yang ia punya. Ia berharap bisa memperbaiki hubungan antara ibunya dan ortunya, dimana mereka itu bertengkar akibat soal pacar (ibunya berhubungan dengan bapak Rebecca dan Tyler) dan meninggalkan rumah. Singkatnya ya dia ingin membuat hubungan ibu dan kakek/neneknya erat kembali.

Ternyata, kameranya ini malah menjadi saksi yang sangat penting untuk kejanggalan yang terjadi di rumah gede namun "dingin" ini.

Mayoritas scene di film direkam dengan kamera yang dipunyai baik Rebecca maupun Tyler. Seolah-olah mereka benar-benar mendokumentasikannya secara lengkap, supaya tidak ada part yang terlewat dari perjalanan menyenangkan ini.

tyler and his grandparents

Makin dalam kamu menonton film ini, maka makin aneh kamu melihat perilaku Nana dan Pop Pop ini. Ada satu scene dimana Nana menyuruh Rebecca untuk masuk ke dalam oven (I mean her whole body), dan Rebecca ngangguk saja. Seharusnya itu sudah sangat red-flag betul bahwa "something is seriously wrong here".

Tyler, sebagai pre-teen dengan hobi nge-rap, mencoba menunjukkan skill yang dia punya kepada kakek neneknya, which they doesn't react too good. Also, Tyler adalah orang pertama yang sadar kalau ada sesuatu yang sangat aneh dengan Nana, yakni kebiasaannya untuk jalan seperti werewolf ketika malam hari.

My thoughts

Cukup bagus sih sebetulnya. Tidak terlihat seperti film horror except when I reach the final part of the film. Alur film juga sederhana (I mean secara teknis menceritakan perjalanan berdurasi 7 hari doang). Plot twistnya juga tidak membagongkan alias membuat diriku benci dengan filmnya.

Untuk feeling scarinessnya, memang sudah dibuat sejak awal mereka nyampe ke rumah grandparents. There is something off especially with Nana dari tampangnya. Dan soundtrack film pun baru muncul di akhir film, tidak ada ditengah cerita yang biasanya membuat film terasa lebih lega. There is music, tapi musik klasikal yang dimainin Nana pas dia melongo menghadap dinding.

Karakter yang paling menarik di sepanjang film adalah karakter sang nenek yang diperankan oleh aktris Deanna Dunagan. Ia mampu menunjukan perubahan karakter sang nenek pada awal dan akhir film.

Di awal film, impresi yang ditunjukkannya memperlihatkan bahwa ia adalah nenek yang cukup cantik dan sehat serta begitu baik dan perhatian. Namun seiring dengan tanda kegilaan yang ia tunjukan di setiap malam, karakternya pun berubah.

Ekspresinya lebih sering kosong atau pun mengerikan hingga puncaknya ia menjadi sosok nenek yang begitu menyeramkan.

Now onto the negative review. Film berjalan agak lambat di bagian awal, thanks to kebanyakan dialog yang useless. Also, karakter ibu serta husbandnya kurang dieksplor, sehingga feeling hubungan antara "mother and son/daughter" nya tidak begitu ngena.

Ending nya juga terkesan abrupt, kurang menceritakan "what actually happened". Tapi untuk film horor, ya ini udah bagus sih, I mean, it's relatable to our life. Siapa sih yang ngga pernah berkunjung ke rumah nenek/kakek?

Maybe untuk penyuka horor agresif, horor yang ini kurang cocok karena tidak begitu banyak jumpscare nya ataupun adegan gore (menjijikan). But that's good for me, because I don't want to get scared di dalam mimpi.

Overall, I recommend you to watch it kalo pengen nonton horor tapi tidak terlalu menakutkan dan membuatmu kebayang-bayang adegannya.

Rating: 8/10

#review